Talas Beneng Vs Sawit. Pilih Mana?

Sebuah truck colt diesel terperosok di jalan tanah tak beraspal, tepat di sisi kanan lapangan sepak bola. Rodanya amblas cukup dalam masuk ke tanah. Upaya untuk keluar dari jebakan tanah berlumpur, yang baru selesai diguyur hujan itu, tak kunjung berhasil. Sopirnya pasrah, lalu berupaya mencari bantuan truck lain untuk menariknya.

Sayangnya, kendaraan truck yang diharap tak kunjung lewat. Upaya dengan mengganjal batu dan papan juga gagal. Lalu, akal pun diputar.  Kesimpulannya, roda slip berputar karena muatan kosong, sehingga berat truck tak mampu menjejak keras ke tanah. Akhirnya, bak truck di isi  muata talas beneng yang memang sedari awal diniatkan untuk diangkutnya ke Padang Sidempuan, Sumatra Utara.

Kepada damarbanten.com, Binsar mengaku hanya membantu pengiriman talas beneng ini ke Padang Sidempuan yang dipesan saudara iparnya.

“Kami hanya kebagian 10 ribu bibit. Stock terbatas, dan permintaan dari mitra Pertabenindo cukup banyak,” jelasnya

Sementara itu, di sebuah Ruang Kantoran Workshop, Binsar membereskan dokumen perjalanan, yaitu surat pengantar untuk pengurusan karantina di Pelabuhan Merak nantinya.

“ Ini suratnya nanti diseerahkan kepetugas karantina untuk diperiksa apakah talas ini ber virus atau tidak. Saya yakin bisa lolos karena bibit ini dijamin aman dan bebas virus.,” kata petugas Pustabenindo, Sidi.

Lebih lanjut Sidi memberikan informasi detail tatacara pengurusan di karantina, hingga biaya yang harus dikeluarkan untuk pemeriksaan tersebut.

“Tolong diluruskan berita di medsos yaa. bahwa talas beneng ini bukan pengganti tembakau. Memang bisa dibikin rokok, tapi tidak ekonomis untuk diproduksi massal,” tandasnya.

.

Di ruangan sama, hadir juga  Binsar, James Panjaitan beserta dua orang serombongan dari Medan. Kepada Ketua Pertabenindo, Dedi Muhadi,  Panjaitan lebih banyak menanyakan hal-hal teknis dan prospek usaha pengembangan talas beneng. “Terus terang saya sangat tertarik dengan bisnis talas ini,” kata nya yang mengaku mendapat informasi dari medsos dan sebuah tayangan dari medsos, tapi semakin tertarik setelah melihat berita disalah satu TV.

Dikatakan, Kalau dibanding-bandingkan dengan bisnis kelapa sawit, ini jauh lebih menarik. Karena tanamannya mudah tumbuh, bisa ditanam dibawah tegakan pohon.

“Saya ada lahan di subulussalam perbatasan Medan dan Aceh, Rencana mau saya gunakan untuk mengembangkan talas beneng di sana. Lahan itu tadinya mau saya gunakan untuk kelapa sawit, tetapi situasi bisnis kelapa sawit lagi lesu. Apalagi modal yang harus disiapkan juga harus besar. Oleh karena itu, saya mau alihkan untuk pengembangan Talas Beneng.

Dia berharap dari lahan percontohannya itu dapat menarik petani-petani disekitarnya untuk turut serta mengembangkan talas beneng. “Mengembangkan bisnis ini sederhana saja. Asal jelas hasilnya, dan mudah pemasarannya, dan harganya baik, saya yakin pasti banyak yang tertarik, “ jelasnya.

Ketua umum Pertabenindo, Dedi Muhadi menjelaskan, budidaya talas beneng tidaklah sulit. Sangat mudah perawatannya, dan sangat mudah tumbuhnya. Dikemukakan,masyarakat di Jawa Barat tidak asing dengan tumbuhan ini. Memang ada 4 jenis talas, yaitu rabein, sente, … erah dan … biru. “Nh talas beneng ini adalah yang … biru.  Hampir sama,tapi komposisi kandungan gizinya sangat berbeda,” jelasnya.

Awalnya, tanaman ini tidak dianggap istimewa, yakni hanya dikenal sebagai substitusi pangan. Cara makannya juga sederhana, tinggal dikukus dan dimakan bersama parutan kelapa. Namun setelah booming penjualan daun talas beneng, bahkan hingga diekspor, tanaman ini mulai digandrungi masyarakat, dan cepat persebarannya sangat cepat merambah ke daerah-daerah lain di Jawa dan luar Jawa.

Mengenai  pemasarannya, Dedi menjamin tidak kesulitan. Untuk memenuhi kebutuhan di Pulau Jawa saja, pihaknya belum dapat memenuhi, apalagi ekspor.

“Banyak permintaan dari luar negeri, tetapi saat ini belum data kami layani karena kuota minimal tidak dapat kami penuhi secara konsisten,” ujarnya.

Selain itu, pihaknya menginginkan penataan kelembagaan terlebih dahulu sehingga nantinya masyarakat petani dapat memiliki posisi tawar yang lebih baik. Dikhawatirkan, Bila dilepas bebas dengan pasar, petani dan pelaku usaha kecil tergerus oleh kekuatan modal, dan mengalami kerugian di belakang hari.

Naskah: Budi L

BERITA TERKAIT

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Tulis Namamu Disini

- Advertisement -spot_img

PALING SERING DIBACA

- Advertisement -spot_img

Terkini