By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Damar BantenDamar BantenDamar Banten
  • Beranda
  • Utama Damar Banten
  • Seputar Banten
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Wisata-Budaya
  • Olahraga
  • opini
  • Figur
  • Video
Reading: Momen Sejarah Marsinah (3)
Share
Font ResizerAa
Font ResizerAa
Damar BantenDamar Banten
  • Beranda
  • Utama
  • Seputar Banten
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Wisata-Budaya
  • Olahraga
  • opini
  • Figur
  • Seputar Banten
  • Komunitas
  • Utama
  • Ekonomi – Bisnis
  • Wisata dan Budaya
  • Olah Raga
  • Figur
  • Sorotan
  • Contact
  • Blog
  • Complaint
  • Advertise
  • Advertise
© 2025 Damar Banten.
Feature

Momen Sejarah Marsinah (3)

Last updated: Mei 8, 2021 12:24 pm
4 tahun ago
Share
3 Min Read
SHARE

Dan kemarin, seorang Yudi Latif menuliskan risalah politik: perusakan Pencapaian. Analisanya memperlihatkan gambaran di atas, berikut ini ringkasan cuplikan tulisannya di kompas

Tibalah kita pada momen sejarah yang memilukan: menghancurkan kembali apa yang telah susah payah diperjuangkan. Betapa cepat kita mendaur ulang kekeliruan masa lalu. Kita perjuangkan reformasi dengan misi besar membasmi korupsi, kolusi, dan nepotisme atau KKN. Sekarang, begitu tega kita lumpuhkan kembali Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK dengan berbagai modus dan kita hidupkan kembali watak negara patrimonial, dengan tendensi kolusi dan nepotisme yang pekat, hingga kemunculan arogansi politik yang menempatkan negara seolah milik orang per orang yang bisa diatur dan dikuasai sesuka hati.

Kepada siapa rakyat percaya kala politik berhenti sebagai pariwara. Janji-janji dijulurkan lidah sedepa, tetapi realisasi terhenti sebatas rencana. Para pemimpin datang dengan niat mulia, tetapi berakhir dengan membuat kecewa; mulai mengemudi dengan menyalakan lampu sein ke kiri, tetapi di persimpangan berbelok ke kanan. Penguasa silih berganti, tetapi politik di negeri ini hanya punya satu rencana: rencana berkhianat. Segala cara dilakukan asal dapat merebut dan mempertahankan kuasa. Elite politik tak pernah mau belajar. Mereka boleh berdusta sekali waktu bagi sebagian orang, tetapi tak bisa sepanjang waktu bagi semua orang. Akan selalu ada arus balik gelombang pasang karena tidak semua orang mau bersekutu dengan kejahatan.

Sudah cukup lama demokrasi reformasi berlangsung di tempat kita, tentang kita, tetapi tanpa kita. Kata demokrasi jadi mantra.

Gelombang pasang dalam bentuk penguatan dinasti politik di Indonesia saat ini sebagian merupakan cerminan dari lemahnya penerapan prinsip demokrasi. Sebagian lain dapat dipandang sebagai ”puncak gunung es” dari meluasnya kesenjangan sosial dalam masyarakat. Bahwa perkembangan demokratisasi politik selama ini tidak diikuti oleh proses demokratisasi di bidang ekonomi.

…, ini pertanda bahwa demokrasi yang kita kembangkan hanyalah sebatas fashion pencitraan

Apa pun alasannya demokrasi yang dirayakan dengan korupsi dan nepotisme buta merupakan jalan sesat menuju state manqué, suatu negara yang tak kunjung menemukan bentuk politik yang tepat dan terperangkap mengulang kesalahan yang sama. Untuk keluar dari jalan sesat itu, kita memerlukan ketakziman pada kearifan tradisional: ”raja adil, raja disembah; raja zalim, raja disanggah”.

Kembali ke hari ini, mengenang Marsinah, mungkin banyak yang belum tahu runtutan dan rentetan peristiwanya.

Penulis : Hamidah

Baca Selanjutnya : Marsinah dan Perjuangannya (4)

Baca Sebelumnya : “Dongeng Marsinah” (2)

You Might Also Like

Andra Soni : Anak Petani Hingga Ketua DPRD Provinsi Banten
Kesultanan Utsmaniyah di Bawah Kekuasaan Sultan Mehmed II: Penaklukan Konstantinopel
Napoleon Bonaparte: Dinobatkan sebagai Raja Italia
Jan Pieterszoon Coen dan Genosida di Banda: Sebuah Sejarah Kelam Penjajahan Belanda
Perjalanan Intelektual Karl Marx: Dari Trier ke London
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Find Us on Socials

Berita Terkait

Peranan Taman Siswa Dalam Membangun Kesadaran Pendidikan dan Kemerdekaan di Indonesia

1 tahun ago

Perkembangan Pendidikan dan Pengajaran di Indonesia: Dari Akhir Abad ke-19 hingga Awal Abad ke-20

1 tahun ago

Paulo Freire: Pendidikan Kaum Tertindas dan Pembebasan Manusia

1 tahun ago

Perbandingan Antara “Das Kapital” Karya Karl Marx dan “The Wealth of Nations” Karya Adam Smith: Korelasi dan Relevansinya di Zaman Sekarang

1 tahun ago

Damar BantenDamar Banten
© 2025 Damar Banten | PT. MEDIA DAMAR BANTEN Jalan Jakarta KM 5, Lingkungan Parung No. 7B Kota Serang Provinsi Banten
  • Iklan
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?